LAHIRNYA FILSAFAT

Istilah Filsafat (Philosophy) terdiri dari kata Philo artinya bijak dan Sophia artinya cinta. Jika digabungkan memiliki arti Cinta Kebijakan. Filsafat lahir ketika orang mulai tidak percaya dengan jawaban-jawaban mistis terhadap suatu persoalan. Dalam pengertian perpindahan dari Mitos ke Logos atau dari Mistis ke Rasional.

Mitos itu tidak selamanya jelek dan salah, yang jelas mitos itu tidak rasional. Ciri utama dari ketidakrasionalan tersebut adalah dia tidak universal, sistemnya tertutup. Contohnya, teori yang berlaku terhadap kelompok A tidak berlaku terhdap kelompok B disini kita lihat hanya kelompok tertentu saja yang paham, maka dari itu ia tidak universal. Rasional itu berarti universal tidak hanya kelompok tertentu saja yang paham melainkan semua orang paham.

Transisi antara mitos ke logos inilah awal munculnya Filsafat dengan ciri kalau anda mulai berfikir terbuka secara rasional, lalu anda juga meiliki curiousity atau rasa penasaran untuk mempertanyakan hal-hal yang rasanya anda tidak mengerti, pahami dan rasional.


JENIS-JENIS ORANG DALAM FILSAFAT

Setiap orang harus berfilsafat atau menjadi filosof meskipun tidak semua orang bisa jadi ahli filsafat. Karena filsafat menuntun kita serius dan hidup secara reflektif dalam artian hidup kita tidak asal-asalan.

Ada dua jenis orang dalam Filsafat :
  • Ahli Filsafat : Orang yang belajar filsafat dan mengetahui pemikiran atau ide-ide tokoh Filsafat.
  • Filosof : Orang yang merefleksikan atau membuat ide-ide Filsafatnya sendiri. Namun seorang Filosof juga butuh pemikiran tokoh Filsafat lain untuk pondasi pemikirannya sendiri.

FILSAFAT SEBAGAI PRODUK DAN ALAT BERFIKIR

Bedakan antara Filsafat sebagai :
  • Produk Pemikiran : Banyak orang-orang anti terhadap Filsafat karena pembahasannya terlalu melangit (metafisis), bahkan dapat menjauhkan kita dengan Tuhan, namun itu hanya salah satu produk dari beberapa tokoh Filosof saja. Tidak semua Filosof melahirkan produk seperti itu, dan ketika seorang Filosof membuat produk Filsafatnya, mereka ada di dalam konteks dan zamannya sendiri yaitu menjawab persoalan-persoalan yang ada di zamannya. Di abad pertengahan banyak tokoh Filsafat membahas tentang adanya Tuhan versi mereka masing-masing, itu karena di zaman tersebut banyak pertanyaan mengenai hakikat Tuhan.

  • Alat Berfikir  : Filsafat dengan alat yang sama dan dengan metode yang sama akan menghasilkan produk yang berbeda. Ada orang belajar Filsafat, mereka bisa saja sangat jauh dengan Tuhan dan ada juga orang belajar Filsafat mereka bisa menjadi Religius, maka dari itu ketika banyak orang yang antri terhadap Filsafat mereka hanya melihat Filsafat sebagai produk tidak sebagai alat berfikir.


GERBANG TERBUKANYA FILSAFAT

Gerbang utama terbukanya Filsafat adalah :
  • Buka pikiran-mu lebar-lebar (Logos)
  • Bertanyalah (Curious)
  • Bijak (Wisdom)
Filsafat itu mencari kebijaksanaan yang relevan terhadap hidup anda sendiri.

Tugas utama Filsafat : 
  • Memperjelas Konsep : Kenapa harus memperjelas konsep? Karena konsep jembatannya orang berfikir. Ketika kamu berbicara dan berfikir itu semua memakai konsep. Orang sering kacau dan rancu pikirannya ketika konsepnya berbeda. Maka dari itu anda harus jelas membuat definisi atau memperjelas konsep agar orang-orang mengerti apa yang anda pikirkan.

  • Mengkritisi : Kritis itu meletakkan sesuatu pada porsinya dan proporsinya, kritis itu tidak selalu identik dengan "anti" dan mencari-cari kesalahan, terkadang ada sesuatu yang benar dan baik tetapi tidak pas. Hal utama yang diperhatikan dalam mengkritisi adalah selalu melihat konteks.

  • Kontruksi Argumen : Seorang Filosof harus berlanjut terus bertanya, karena dengan adanya pertanyaan  akan menghasilkan jawaban berupa argumen.

Dari tiga hal di atas tersebut, itu dinamakan refleksi, dari refleksi ini lahir sebuah aksi, lalu menjadikan ini menjadi transformasi. Maka dari itu jika anda ingin membuat transformasi langkah pertamanya adalah refleksi lalu dari refleksi tersebut lahirlah aksi. Dua hal tersebut harus beriringan dan berkenaan, jika melakukan aksi tanpa refleksi, aksi tersebut akan kacau, tidak terukur layaknya berlibur tanpa perencanaan. Jika melakukan refleksi tanpa adanya sebuah aksi, refleksi tersebut hanya sebuah hal abstrak saja yang berlalu-lalang di pikiran anda.


CIRI PIKIRAN FILOSOFIS

  • Radikal (Mendalam) : Mencari esensi atau hakikat, yaitu mencermati variabel-variabel yang ada pada suatu masalah.
  • Komperhensif (Meluas) : Semua variabel dalam masalah tersebut harus disebut, karena semakin luasnya variabel yang disebut maka semakin valid argumen yang dibuat.
  • Kritis : Porsional dan Proporsional.
  • Konseptual Reflektif : Akal harus beroperasi dalam membuat konsep.
  • Koheren Konsisten : Runut dan sekuen, berhubungan erat dan tidak boleh acak.
  • Sistematis Metodis : Terstruktur dan sistematis.
  • Bebas dan Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas pikiran yang anda keluarkan sendiri.